Jumat, 12 Oktober 2012

Mungkinkah Tetap Berteman Dengan Mantan Meskipun Sudah Menikah?


Mungkinkah Tetap Berteman Dengan Mantan Meskipun Sudah Menikah?
Pernahkah Anda memperhatikan bahwa kebanyakan orang ‘lupa’ memperhatikan pasangan mereka saat bertemu mantan kekasih di tempat umum? David kecil pada suatu waktu keceplosan berkata pada ibunya bahwa ayahnya sedang berbicara dengan wanita berpakaian ketat yang dikenalnya di masa lalu di tengah suatu acara makan malam dan hubungan itu berakhir dengan hubungan seks. Lalu, wajah sang ayah berubah menjadi merah dan ia merasa bersalah untuk alasan yang tidak jelas (kecuali mungkin untuk pemikirannya) dan ibu juga menjadi marah. Lagipula, jika itu memang bukan masalah yang besar, lalu kenapa ayah tidak memberitahu ibu?
Salah satu kebenaran sederhana dari pernikahan adalah tetap berteman dengan kekasih di masa lalu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, terutama ketika Anda sudah berada di dalam dunia pernikahan. Meskipun pasangan bisa saja bersikap seolah-olah tidak peduli, namun sebenarnya mereka peduli dan seluruh hubungan ‘pertemanan’ Anda bisa menjadi masalah bagi pernikahan pada beberapa titik.
Pertama-tama, Anda harus realistis dengan mantan kekasih mana yang Anda pilih sebagai teman. Jika pria yang sering Anda temui di masa lalu (sebelum dengan suami Anda) hanya sekedar bertemu saat makan siang dan dalam waktu singkat menjadi teman favorit untuk menghabiskan waktu saat senggang, hal yang alami bagi suami Anda untuk merasa canggung. Namun jika Anda menceritakan kepadanya setiap detil seluk-beluk hubungan yang Anda jalani bersamanya, maka Anda tidak dapat menyalahkan suami Anda jika ia berharap agar Anda tidak berteman dengannya.
Demikian juga, jika mantan pacar yang telah Anda kencani tiga tahun sebelum Anda menikah dengan istri Anda, tiba-tiba menjadi teman favorit Anda di facebook, istri Anda tentu saja memiliki alasan untuk kuatir. Meskipun semua hal ini terjadi secara terbuka pada semua pihak, tetaplah sulit untuk menjadi sekedar teman dengan orang yang pernah berbagi tingkat keintiman tertentu. Dan jauh lebih sulit untuk memaksa pasangan Anda dapat menerima hal ini.
Bahkan reuni masa SMA dapat menyebabkan pergolakan pada pasangan yang sudah menikah dan dapat menyebabkan perceraian. Dan saat kecemburuan akan seseorang yang Anda kencani dua puluh tahun lalu sepertinya salah tempat, kebanyakan pasangan menikah yang senang untuk berpikir ataupun membodohi diri mereka sendiri dengan percaya bahwa dirinya adalah “satu-satunya orang yang dicintai” pasangannya. Tidak semua pasangan seperti ini. Beberapa orang memang benar-benar terbuka untuk berteman dengan kekasih mereka di masa lalu dan tidak merasa bahwa mantan kekasihnya itu akan menjadi ancaman. Untuk orang-orang yang seperti ini – lanjutkanlah!
Namun ada satu hal yang harus benar-benar dimengerti, satu masalah yang terjadi di dalam pernikahan bisa membuat pasangan Anda dengan mudah lari ke pelukan mantannya, bahkan jika itu hanya untuk satu malam. Oleh karena itulah banyak pasangan yang merasa mungkin lebih baik bagi mereka menghindar untuk berteman baik dengan orang yang pernah tidur bersama atau mereka kencani di masa lalu. Terus terang saja, akan selalu ada kecurigaan yang mengintai dalam pikiran pasangan Anda apa yang sebenarnya Anda bicarakan atau pikirkan ketika Anda berdua sedang bersama. Dan anehnya, Anda juga akan selalu ingin tahu apa yang mungkin akan menyelinap dalam pikitan Anda (baik Anda mengakuinya maupun tidak).
Salah satu alasan mantan kekasih akan mengingatkan Anda akan masa lalu karena sesuatu telah menghalangi mereka untuk menjadi bagian dari masa depan Anda. Bertahun-tahun setelah hati pilu akibat perpisahan, mudah untuk melupakan rasa sakit. Namun, ada beberapa alasan nyata bahwa Anda berdua tidak lagi bersama. Seringkali, mempertahankan mantan sebagai teman akan menimbulkan respon yang tidak baik saat Anda telah menikah. Tidak berarti Anda tidak seharusnya atau tidak dapat berteman dengan seseorang yang berlawanan jenis, karena Anda bisa. Namun menghilangkan mantan kekasih dalam kehidupan Anda saat ini mungkin merupakan ide yang baik.
Jika suami atau istri Anda terbuka dengan gagasan ini – ada kesempatan baik bagi mereka untuk berbohong demi menyelamatkan muka. Tidak ada pasangan yang ingin dipandang sebagai seorang yang tidak rasional, berprasangka atau mudah cemburu di mata pasangan mereka. Inilah yang sebenarnya mereka rasakan, dan mengakui hal ini kepada Anda akan membuat mereka terlihat dan merasa bersalah di hadapan Anda. Oleh karena itu, mereka bersikap seolah-olah mereka tidak keberatan bahkan berpartisipasi dalam pertemanan itu. Namun, tetap saja ada perasaan canggung yang bisa menimbulkan perasaan bahwa pernikahan sedang terancam sepanjang waktu. Hal ini merupakan suatu hal yang terjadi pada pasangan dari waktu ke waktu, namun hal itu sama sekali berbeda dengan mencari dan mempertahankan persahabatan dengan mantan kekasih di masa lalu. Daripada memaksa pasangan Anda untuk berada dalam posisi ini, akan lebih dihargai jika Anda membiarkan masa lalu Anda tetap berada di masa lalu dan mengusahakan untuk memiliki hubungan yang substansial dan sporadis. Lebih baik lagi jika harus menghadapi situasi di atas, putra maupun putri Anda bisa menjadi saksi.
Pernikahan cukup sulit untuk dihadapi. Pada titik tertentu, saat panas cinta yang menggila memijakkan kaki saat Anda sudah menikah, kenangan akan masa lalu dengan mudah dapat memicu penyesalan, yang bila dibiarkan akan berlalu seiring waktu. Sangat mudah untuk ‘berteman’ dengan seseorang dari masa lalu yang tidak berbagi beban tanggung jawab dalam hidup Anda. Namun, jika Anda terlalu mengejar persahabatan, hal itu akan menimbulkan stres baik pada pasangan Anda maupun pernikahan Anda.
Sedapat mungkin, berteman dengan mantan kekasih di masa lalu belum tentu merupakan ide yang baik demi terciptanya pernikahan yang bahagia – bagi Anda yang ingin tetap seperti itu. Beberapa orang mungkin mengklaim bahwa nasehat ini dangkal, pemikiran yang sakit dan penuh prasangka, bahkan kejam. Anda mungkin berpikir bahwa bagian dari menjadi dewasa adalah menyisihkan kecemburuan dan rasa tidak aman yang kekanak-kanakan, sedangkan pernikahan didrikan atas dasar kepercayaan dan kejujuran. Namun sifat alami dari keadaan dapat membuat hubungan segitiga dimana pada akhirnya setidaknya satu orang akan merasa terluka. Dan kemungkinananya adalah orang tersebut merupakan pasangan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar